Makalah Kritik Karya Seni Rupa



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Dewasa ini,sejalan dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat terhadap dunia seni, kegiatan kritik berkembang memenuhi berbagai fungsi sosial. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi dipergunakan juga sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni.
            Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama sangat mempengaruhi persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni bahkan dapat mempengaruhi penilaian ekonomis (price) dari karya seni tersebut.
            Oleh karena itu,dari pemaparan diatas penulis akan mengangkat pengamatan yang berkenaaan dengan krtik karya seni rupa.Dalam pengamatan ini penulis mengangkat judul "Pengaruh Kritik Karya Seni dalam Kehidupan sehari-hari".Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia kesenian.
1.2 Rumusan Masalah
1)      apakah pengaruh kritik karya seni dalam kehidupan?
2)      bagaimana metode mengkritik karya seni rupa?
3)      bagaimana contoh media penyampaian kritik karya seni?
1.3 Manfaat
1)      Dapat mengetahui pengaruh kritik karya seni rupa dalam kehidupan seperti:
·         Masyarakat menjadi lebih sensitif dan kritis dalam menilai sebuah karya seni sehingga para seniman atau perupa tidak cepat merasa puas akan karya seni yang telah ada.
·         kritik karya seni berfungsi sebagai pemberitahuan atau sumber informasi akan adanya suatu penyuguhan karya seni. Hal ini penting karena tidak semua orang begitu saja tahu, bahwa ada pergelaran karya seni.
·         Sejalan dengan meningkatnya sensitifitas masyarakat dalam mengkritik karya seni menjadikan seniman atau perupa termotivasi untuk berkarya seni rupa,termasuk juga dalam memperbaiki dan menginovasi seni rupa yang telah ada.
·         Menjadikan seniman lebih selektif dalam membahas karya yang akan dipergelarkan untuk disampaikan pada masyarakat,sebagi apresiasi dan mempopulerkan karya seni seorang seniman. Hal ini dikarenakan kritik karya seni oleh seniman dianggap sebagai kaca pembanding atau tolak ukur dari kepuasan masyarakat atas karya mereka.
2)      Dapat mengetahui metode tahapan mengkritik karya seni,antara lain :
·         Deskripsi
·         Analisis formal
·         Interpretasi
·         Evaluasi atau penilaian
3)      Dapat mengetahui contoh media penyampaian kritik karya seni,seperti:
·         Media massa
·         forum atau organisasi
·         karya tulis ilmiah


1.4 Landasan teori
            Aktivitas kritik merupakan seni tersendiri, artinya seorang kritikus adalah individu kreatif yang mengungkap makna seni. (Kuspit, 1994)
            Kritik sebagai kajian rinci dan apresiatif dengan analisis yang logis dan argumentatif untuk menafsirkan karya seni. Aktivitas evaluasi kritik seni harus sampai pada pernyataan nilai baik dan buruk bahkan sampai penentuan kedudukan karya seni dalam konteks karya yang sejenis. (Aschner,dkk. dalam Bangun, 2001:3)
            Bahwa kritik seharusnya merupakan aktivitas evaluasi, karya seni adalah objek pengamatan estetik, kritik tidak perl         u sampai pada penyimpulan nilai, penghakiman karena dengan deskripsi dan pembahasan yang lengkap sudah mencukupi bagi penangkapan makna estetis. (Dewey, 1980; Stolnizt, 1971)
            Penyajian kritik seni memiliki bentuk dan cara yang sistematis. Kritikus yang baik secara sadar memahami bentuk, proses, bahkan sistem yang digunakannya untuk mencapai kesimpulan kritiknya. Menurut Feldman (1967:469)
https://okhepujipratiwi.wordpress.com/2010/11/10/kritik-seni/
            ”Karena berkisar pada nilai-nilai, maka kepekaan terhadap nilai harus memegang peranan pokok dalam kritik. Kalau kepekaan terhadap nilai itu tidak ada, kritik menjadi tanpa respek. Orang yang mampu memberikan kritik seni hanyalah dia, yang peka terhadap nilai-nilai artistik yang ada dalam sebuah karya seni." (Menurut Kwant 1975: 19)
http://indrayuda.blogspot.com/2007/08/peranan-kritik-seni-terhadap.html

            "banyak sebagian kritikus yang hanya karena pengaruh atau kedudukannya pada suatu lembaga kesenian, ikut mewarnai hasil penilaian terhadap suatu karya seni, padahal yang bersangkutan belum tentu memahami seni dan dengan segala perkembangan yang terjadi." (Satoto 1992: 12)
             "Menulis kritik seni bukan hanya menentukan nilai, memberi laporan deskriptif tentang sebuah pergelaran, atau membantu masyarakat untuk memahami bentuk-bentuk seni. Lebih daripada itu semua, menulis kritik seni adalah juga menyampaikan sejumlah pandangan yang bernilai tentang sebuah pergelaran seni dalam bentuk tulisan yang menarik, jujur dan objektif dan dapat dipertanggungjawabkan." (Sal Murgiantoro1993: 12)
            "Masyarakat perlu diberi pemahaman tentang seni dan perkembangannya. Untuk membantu masyarakat dalam memahami seni, kebutuhan tentang kritik seni dirasa sangat penting sebagai salah satu media informatif. Akan tetapi kritik yang dibutuhkan bukan berarti kritik yang asal-asalan, tetapi kritik yang tajam dan cerdas." (Sal Murgianto 1993: 12)
http://indrayuda.blogspot.com/2007/08/peranan-kritik-seni-terhadap.html

            Menyebutkan bahwa kritik di Indonesia oleh sebagian kalangan masih dianggap hal yang menjelek-jelekan, mencaci-maki atau bahkan memberikan vonis.  Sehubungan dengan itu, inilah tantangan tersendiri bagi dunia seni yang berada pada budaya kita untuk secara sadar menumbuh-kembangkan kehidupan kritik seni – yang pada gilirannya kritik tidak lagi dianggap sebagai hal yang negatif, tetapi berupa pertimbangan-pertimbangan yang matang demi kemajuan. Sal Murgiyanto (1994:12)
http://wisnunatural.blogspot.com/2012/04/kritik-seni.html

            Adapun teori kehidupan menurut bebearpa ahli sebagai berikut "Kehidupan merupakan suatu hirarki, dimana setiap tingkat sruktur biologis merupakan pengembangan dari tingkatan di bawahnya" (Campbell, Reece, Mitchell)
            "Kehidupan merupakan anugerah dan amanah sebagai ciptaan Tuhan,kehidupan merupakan cobaan hidup yang selalu dirundung suatu permasalahan,kehidupan merupakan penebus dosa serta merupakan suatu proses reinkarnasi." (I Ketut Gede Yuantara)
            "Kehidupan merupakan suatu kisah yang penuh berliku. kelangsungannya senantiasa berputar - putar di ruang lingkup yang serupa dari satu generasi sejak mula manusia diciptakan hinggalah menjejak kepada waktu yang paling hampir dan kisahnya selalu berulang - ulang" (Suhairi Awang)
http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-kehidupan-menurut-beberapa.html
                                                        

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh kritik karya seni dalam kehidupan Sehari-hari
            Dalam berbagai pertunjukan kesenian maupun pameran seni, seperti seni rupa dan seni karya yang selalu disuguhkan untuk kalangan terbatas maupun masyarakat pencinta seni, sering kita jumpai kegiatan semacam ini kurang mendapat respon dari kalangan pengunjung ataupun penonton.
            Fenomena tentang sepinya penonton, memang bukan hal yang baru, apalagi untuk jenis seni yang temporer dan ekspresionisme maupun jenis seni instalasi. Lebih dekatnya dapat dilihat pada pergelaran tari, teater dan musik serta seni tradisional yang sering ditampilkan pada pusat-pusat kesenian yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia.
            Persoalan ini dapat diduga karena kurangnya informasi tentang berbagai objek seni dan persoalannya. Ketidaktahuan dan kurangnya wawasan terhadap objek seni, membuat masyarakat kurang tertarik untuk menyaksikan berbagai pertunjukan yang digelar oleh berbagai kalangan penggerak seni.
            Menurut Sal Murgianto (1993: 12) mengatakan bahwa "di sinilah perlunya kritik seni dibutuhkan oleh masyarakat, masyarakat perlu diberi pemahaman tentang seni dan perkembangannya. Untuk membantu masyarakat dalam memahami seni, kebutuhan tentang kritik seni dirasa sangat penting sebagai salah satu media informatif. Akan tetapi kritik yang dibutuhkan bukan berarti kritik yang asal-asalan, tetapi kritik yang tajam dan cerdas."
            Lemahnya animo masyarakat terhadap berbagai suguhan kesenian, dapat disebabkan oleh lemahnya mutu karya seni dan kurang berkualitasnya seniman sebagai seorang kreator. Seniman sangat dituntut untuk selalu dinamis, kreatif, produktif dan inovatif.
            Seniman perlu berkaca, perlu ada data untuk evaluasi diri. Yang pada gilirannya sangat membantu dalam proses kreativitas selanjutnya, apakah tentang pencaharian ide, konsep garapan maupun membentuk pola-pola baru. Dalam konteks ini kehadiran kritik sangat berarti bagi seniman dan karyanya.
            Pada kenyataannya dewasa ini banyak seniman kita yang alergi kritik. Mereka tidak mau untuk dikritik, ini salah siapa? Hal ini disebabkan juga sering seorang kritikus bertindak sebagai algojo. Kritik yang dilontarkan sering bersifat rekayasa dan subyektif. Apalagi dalam perkembangan dunia seni sekarang, ada kalanya juga kritikus tidak mengikuti lajunya arus perkembangan dunia seni, yang kenyataannya sudah semakin mengglobal. Akhirnya sering terlihat seniman sebagai seorang yang diposisikan sebagai terdakwa.
Satoto (1992: 12) berpandangan, bahwa banyak sebagian kritikus yang hanya karena pengaruh atau kedudukannya pada suatu lembaga kesenian, ikut mewarnai hasil penilaian terhadap suatu karya seni, padahal yang bersangkutan belum tentu memahami seni dan dengan segala perkembangan yang terjadi.
            Berdasarkan kasus tersebut, ternyata banyak seniman mati di tengah jalan. Gejala ini sangat merugikan pertumbuhan kreativitas seniman dan perkembangan kesenian di tengah-tengah masyarakat pendukungnya. Untuk itu dalam makalah ini akan dipaparkan berbagai pengaruh kritik karya seni terhadap kesenian seni dari berbagai sisi, seperti kritik sebagai penilaian atas nilai, sebagai media informasi, motivasi dan kritik sebagai tolak ukur, yang pada gilirannya dapat membantu kelancaran pertumbuhan seni pada masa mendatang. Adapun pengaruh kritik karya seni dalam kehidupan antara lain:
1. Masyarakat menjadi lebih sensitif dan kritis dalam menilai sebuah karya seni sehingga para seniman atau perupa tidak cepat merasa puas akan karya seni yang telah ada.
            Sebagai sebuah kritik yang difungsikan untuk menilai suatu nilai seni dari objek kritikan, banyak hal yang harus diperhatikan. Dari masalah tehnis dan non tehnis serta unsur penunjang dari objek kritikan yang mendalam, penilaiannya perlu diketahui dan dipahami oleh seorang pengkritik dalam melancarkan kritikannya.
            Memang menilai sebuah nilai seni tidak semudah yang dibayangkan, nilai di sini lebih merupakan sesuatu yang bersifat abstrak yang terjadi dalam sebuah karya seni. Seperti contoh dalam karya seni tari,kita tidak langsung dapat mengatakan bahwa pertunjukan sebuah tari tersebut mengalami kegagalan, dengan kata lain kurang dapat memproyeksikan konsepnya ke dalam sebuah koreografi atau sebuah konsep bunyi yang diproyeksikan dalam aplikasi komposisi musik.
            Adapun Menurut Kwant (1975: 19) mengatakan bahwa ”Karena berkisar pada nilai-nilai, maka kepekaan terhadap nilai harus memegang peranan pokok dalam kritik. Kalau kepekaan terhadap nilai itu tidak ada, kritik menjadi tanpa respek. Orang yang mampu memberikan kritik seni hanyalah dia, yang peka terhadap nilai-nilai artistik yang ada dalam sebuah karya seni."
            Dalam memberikan penilaian ada hal-hal tertentu yang perlu diperhatikan yaitu seperti aspek tehnis dan non tehnis. Kedua aspek ini sangat menentukan seorang kritikus dalam melancarkan kritikannya. Kedua aspek tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a)      Aspek Teknis
            Yang dikatakan aspek tehnis adalah hal-hal pokok dalam sebuah karya seni. Hal-hal yang pokok tersebut seperti contoh :
1.      Untuk seni tari adalah penari, pemusik, alat musik pencahayaan, komposisi, kostum, rias dan koreografi tari secara menyeluruh seperti: desain lantai, desain atas, ruang, dinamik, dramatik, dan transisi, kemudian properti dan setting.
2.      Untuk musik adalah pemusik, alat musik, melodi, ritem, dan komposisi musik yang dimainkan, desain dinamik, dramatik, dan harmoni.
3.      Untuk teater adalah pemain (aktor dan aktris), pencahayaan, dialok, bloking, kostum dan rias, mimik atau ekspresi, akting, alur cerita yang didesain, terakhir properti dan setting.
4.      Untuk seni rupa (non pertunjukan) seperti : jenis cat, jenis kampas, jenis kuas, komposisi ruang, komposisi warna, arah dan dimensi, teknik proyeksi.
b)      Aspek Non Tehnis
            Dalam aspek non tehnis kita lebih banyak berbicara secara ekstrinsik dari sebuah karya seni. Hal-hal yang bersifat ekstrinsik perlu dipertimbangkan, sebab aspek ini sangat terkait dengan keberhasilan sebuah karya seni. Aspek non tehnis dapat dijabarkan sebagai berikut; pertama adalah aspek pendidikan dan pengetahuan seniman, selanjutnya kondisi di lapangan (seperti adanya insiden dalam sebuah pertunjukan), psikologis, sarana dan prasarana (fasilitas), cerita atau naskah dalam tari dan teater, lingkungan tempat tumbuhnya seorang seniman, latar belakang budaya, waktu (waktu dalam proses), judul dan sinopsis, klasifikasi seni (kontemporer, kreasi, tradisi, modern, post modern, happening art).
            Pada persoalan kritik sebagai penilaian dirasa perlu membedah objek kritikan dengan sistematika penilaian. Sistematika sangat efektif dalam menentukan objektifitasnya sebuah penilaian. Di sini sengaja kita bicarakan masalah objektifitas, hal ini lebih disebabkan untuk menghindari kritik yang rekayasa, atau kritik yang bermuara hanya pada rasa senang atau tidak senang pada suatu objek.
            Sistematika yang akan dilakukan adalah sistematika analisis (koreksi) dan evaluasi. Kedua sistem ini dapat dilakukan pada semua objek seni. Sebelum melakukan analisis perlu adanya data, data yang diperlukan adalah data tentang objek tersebut yang bersifat non tehnis seperti : ide (gagasan), judul, sinopsis, naskah cerita, tipe karya, bentuk penyajian, abstraksi karya, biodata seniman, konsep garapan, gambaran karya terdahulu, jenis klasifikasi seni (kontemporer, kreasi, natural, tradisi, happening art), seluruh data perlu dipahami.
Dalam melakukan analisis perlu mensingkronisasikan data dengan apa yang dilihat (apa yang disaksikan). Di sini tempatnya seorang kritik, mempertemukan antara aspek teknis dan non teknis. Pertemuan kedua aspek ini pada gilirannya diharapkan menghasilkan evaluasi yang objektif.
            Langkah selanjutnya masuk pada tahap apa yang dinamakan dengan evaluasi. Dalam evaluasi sudah ada sebuah pernyataan dan keputusan (kesimpulan) yang akan dilontarkan. Pada frase kedua ini sudah dapat dinyatakan tingkat keberhasilan dan tingkat kegagalan. Di sini juga sudah bisa dilontarkan tentang nilai artistik dan estetik terhadap sebuah objek kritik.
Sebagai hasil evaluasi, perlu adanya argumentasi yang melatar belakangi pernyataan tentang nilai tersebut. Argumentasi didapat setelah melakukan analisis pada frase pertama.

2. kritik karya seni berfungsi sebagai pemberitahuan atau sumber informasi akan adanya suatu penyuguhan karya seni. Hal ini penting karena tidak semua orang begitu saja tahu, bahwa ada pergelaran karya seni.
            Kritik dapat mempengaruhi masyarakat terhadap perkembangan kesenian. Semakin baik kehidupan sebuah kritik dalam perkembangan kesenian, semakin berkembang pula seni itu dalam masyarakat. Kritik dapat berdampak negatif terhadap kehidupan kesenian dan sebaliknya pula dapat berdampak positif.
            Menurut Sal Murgiantoro (1993: 12) mengatakan bahwa "Menulis kritik seni bukan hanya menentukan nilai, memberi laporan deskriptif tentang sebuah pergelaran, atau membantu masyarakat untuk memahami bentuk-bentuk seni. Lebih daripada itu semua, menulis kritik seni adalah juga menyampaikan sejumlah pandangan yang bernilai tentang sebuah pergelaran seni dalam bentuk tulisan yang menarik, jujur dan objektif dan dapat dipertanggungjawabkan."
            Ditilik fungsi kritik sebagai informasi besar pengaruhnya terhadap masyarakat pecinta seni, seniman, kalangan intelektual, dan birokrasi seni. Sudah dirasa perlu kritikus menginformasikan hasil kritikannya secara populer di tengah-tengah masyarakat secara luas, baik masyarakat pendukung seni maupun masyarakat biasa di luar pendukungnya.
            Dampak dari kurangnya informasi ini bisa dirasakan oleh kreator seni, seperti : kurangnya minat masyarakat untuk menyaksikan suguhan karya mereka. Tidak lain dikarenakan kurangnya kritikus memberikan penjelasan tentang seni dan karya seni dalam perkembangannya, baik yang aktual maupun yang bersifat tradisi.
            Cuma saja dalam menginformasikan perlu dengan kejujuran tanpa merekayasa. Di lain pihak pemilihan redaksi kata harus mempertimbangkan segi sasaran yang dituju oleh kritikus. Seperti berbicara dengan masyarakat umum (general) tentu tidak bisa disamakan dengan orang akademik. Apalagi bila berhadapan dengan seniman, sedang kalangan seniman sendiri ada yang bersifat tradisi dan modern dan yang bersifat otodidak dan akademik.
            Informasi dari hasil kritikan seorang kritikus diyakini dapat mempengaruhi imeg masyarakat sebagai penikmat seni. Mereka akan dapat mengetahui perkembangan seni dan senimannya, di samping mengetahui kualitas objek seni. Dari informasi yang diberikan mereka sudah punya wawasan tentang objek seni. Dan ini adalah hal yang sangat penting untuk mereka. Di mana modal dasar dalam berapresiasi adalah wawasan tersebut.
            Bagi kalangan birokrasi seni, persoalan informasi dari kritikus sangat mereka butuhkan. Data ini mereka jadikan sebagai dokumentasi tentang perkembangan seni dan permasalahannya. Mereka dipastikan mengkoleksi seniman dan karyanya atas level-level yang sesuai dengan kriteria mereka, yang berdasarkan kepada informasi dari hasil kritikan yang mereka terima.
            Sering kita mendengar pembauran istilah kontemporer dengan modern dan modern dengan kreasi dan seterusnya kreasi dengan tradisi. Fenomena ini disebabkan oleh kurang tajamnya penulis kritik menyatakan klasifikasi seni tersebut dalam tulisan mereka. Informasi yang mereka baca dalam berbagai ulasan hasil kritikan seorang kritikus tidak menggiring mereka untuk dapat memahami perbedaan tersebut.
            Ketajaman informasi ini terkadang juga dapat disebabkan oleh faktor sumber daya manusianya. Lemahnya pengetahuan tentang objek, menyebabkan informasi simpang siur dan saling bertabrakan. Informasi sangat tergantung kepada pengetahuan tentnag kritik dan objek serta kejelian menganalisa sebuah objek.

3. Sejalan dengan meningkatnya sensitifitas masyarakat dalam mengkritik karya seni menjadikan seniman atau perupa termotivasi untuk berkarya seni rupa,termasuk juga dalam memperbaiki dan menginovasi seni rupa yang telah ada.
            Kritik tidak saja dirasakan hanya mengungkapkan kelemahan atau kegagalan dari sebuah karya seni yang dihasilkan oleh seniman. Betapa kejamnya jika seorang Mr X mengatakan bahwa karya seni Mr B tidak layak tampil dalam sebuah pameran seni yang mereka gelar pada suatu pusat seni.
            Kritik seperti itu lebih merupakan kritik yang mematikan dan tidak mempertimbangkan nilai etika dan psikologis. Hal ini perlu dihindarkan, karena kritik semacam ini tidak zamannya dalam era teknologi sekarang ini. Kritik tersebut lebih cocok dikatakan sebagai kritik yang tradisional.
            Kritik harus membangun, seorang kritikus harus dapat menyatakan yang baik dan mana yang buruk. Segi apa buruknya dan segi apa baiknya. Dan dapat mengungkapkan apa penyebabnya. Yang paling terpenting lagi, bisa memberikan solusinya. Karena solusi dalam pemecahan masalah sangat dibutuhkan.
            Pada sebagian karya seni terkadang mengalami kegagalan dalam pertunjukan, namun ada hal yang menarik dari karya tersebut untuk diungkapkan sebagai nilai tambah dalam memotivasi senimannya. Persoalannya bisa saja ada terobosan baru yang mereka tampilkan. Terkadang ide dan pola garap mereka sangat menarik.
            Sering kita jumpai karya seni yang mulanya diolok-olok, namun pada akhirnya menjadi trend semua seniman. Alangkah baiknya diungkapkan dan dinyatakan kelebihan mereka. Toh mereka adalah sebagai seorang manusia yang mempunyai rasa dan jiwa. Setiap manusia pasti ingin disanjung dan tidak ingin diremehkan atau dicerca.
            Sebuah karya seni diyakini mempunyai nilai tambah dan nilai kurang. Dengan kata lain ada positif dan ada negatif. Dengan jalan mengungkapkan sisi positif berarti kita telah memotivasi seniman (kreator seni) untuk berbuat lagi di masa mendatang, karena apa? Karena pada bagian lain kita pasti saja membicarakan kelemahan, ini semua dengan tujuan agar objek seni tersebut lebih berkualitas pada masa selanjutnya.
            Dalam memotivasi bukan berarti merekayasa, namun di sini lebih menelaah sisi kuat dari karya seni tersebut. Teknis penyampaian hasil kritikan sangat dibutuhkan. Di sini perlu penganalisaan yang tajam tentang sisi kuat dair sebuah objek seni. Kalau berbicara sisi lemah sudah hal yang biasa dalam dunia kritik. Karena pada mulanya kritik timbul dari sebuah aksi negatif yang dilakukan oleh suatu objek tertentu.

4. Menjadikan seniman lebih selektif dalam membahas karya yang akan dipergelarkan untuk disampaikan pada masyarakat,sebagi apresiasi dan mempopulerkan karya seni seorang seniman. Hal ini dikarenakan kritik karya seni oleh seniman dianggap sebagai kaca pembanding atau tolak ukur dari kepuasan masyarakat atas karya mereka.
            Kritik di satu sisi diibaratkan sebuah kaca, kaca tempat bercermin diri, kaca tempat melihat segi-segi tertentu yang ada pada tubuh manusia. Hitamkah, putih atau biru warna hidungnya, perlu melakukan pengacaan agar dapat mengenal diri lebih jauh dan terperinci.
            Dalam perkembangan seni modern kehadiran kritik sangat dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh peradaban manusia yang semakin maju dan terus berkembang. Dengan peradaban yang terus berkembang secara langsung maupun tidak langsung ikut mempengaruhi percaturan dan perkembangan kesenian di abad teknologi.
            Dengan munculnya pertunjukan kesenian yang multikultural maupun multi interdisiplinner, secara jelas telah memperlihatkan, begitu dahsyatnya perkembangan kesenian tahun ke tahun. Perkembangan ini perlu pula dibarengi dengan perkembangan kritik sebagai mitra dari berbagai objek seni.
            Pentingnya kritik sebagai kontrol atau kaca perbandingan dalam berkesenian lain dan tidak bukan, agar jangan karya dan senimannya tertinggal dengan informasi dan pengetahun yang sedang berjalan. Perlu dia mengukur sejauh mana kemampuannya dan apa yang telah ia perbuat, apakah mendahului zamannya atau malah surut ke belakang. Sejauh mana ia sanggup menerapkan kemampuan dan pengetahuannya terhadap karyanya, atau sejauh mana ia dapat menyerap pengetahuan yang diterima-nya.
            Untuk itu berarti kita harus jujur, seorang kritikus harus jujur dalam melancarkan kritikannya terhadap objek seni yang dihadapinya. Karena sebagai kaca perbandingan ata tolak ukur untuk karya selanjutnya. Berarti hasil kritikan harus memuat hal-hal yang sangat komprehensif, ini disebabkan agar segala data tentang objek seni tersebut baik secara intrinsik maupun ektrinsik, diberikan kepada kreator objek seni tersebut.
            Hasil yang diberikan perlu dilengkapi dengan argumentasi dan pemecahan masalah yang relevan dan tepat guna. Kekuatan argumentasi sangat mendukung objek kritikan untuk memahami dan mengetahui segala kelebihan dan kelemahan yang dilakukan objek tersebut.


2.2 Metode pengkritikan karya seni
            Dalam proses seni rupa ada 3 proses yang di lakukan, yakni aktivitas kreasi, aktivitas apresiasi, dan aktivitas kritik seni. Aktivitas kreasi  yaitu mengacu adanya seniman yang menghadirkan karya. Artinya, dalam proses seniman bersinggungan dengan kenyataan objektif di luar dirinya atau kenyataan subyektif dalam dirinya sendiri. Persinggungan tersebut menimbulkan respon atau tanggapan. Tanggapan yang dimilikinya dipresentasikan ke luar dirinya, maka lahirlah karya seni. Aktivitas apresiasi, yaitu aktivitas seseorang dalam memahami karya seni untuk mendapatkan suatu pengalaman estetik artistic dan visual. Artinya, apresian merasa puas setelah mengamati karya seni dan memperoleh kepuasan estetik. Kepuasan estetik merupakan hasil interaksi antara karya seni dengan apresian. Sedangkan aktivitas kritik seni, yakni sebagai usaha pemahaman dan penikmatan karya seni. Dalam hal ini kritik sebagai kajian rinci dan apresiatif dengan analisis yang logis dan argumentatif untuk menafsirkan karya seni. . Kritik, yakni proses evaluasi untuk menentukan baik-buruknya suatu ciptaan atau memberi penjelasan terhadap suatu karya berdasarkan norma-norma tertentu. Oleh karena itu, ketiga aktivitas itu, yakni antara seniman, apresiasi, dan kritik seni (penilaian) merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
            Proses apresiasi memang menjadi satu kebutuhan dan kritik adalah kebutuhan yang lain. Keduanya dapat berkait ketika kritik berhasil sebagai pemandu pemahaman dan apresiasi. Kritik selalu diharapkan menjadi pembuka kemungkinan adanya proses pemahaman antara kerja seniman dan daya apresiasi masyarakat penikmatnya. Tugas kritik karya seni akan lebih banyak pada prioritas pada apresiasi. Unsur-unsur karya seni rupa yang meliputi:
Garis
            Garis dapat berupa garis nyata atau garis imajiner. Garis tersebut memiliki dimensi panjang, arah, dan sifat-sifat umum (lurus, bengkok, bergelombang, dsb.). Garis memiliki arah vertikal, horisontal, dan diagonal. Garis nyata bersifat linier atau kaligrafis. Garis imajiner, yakni batas bidang, bidang, gelap terang, massa, dan warna. Garis digunakan untuk menciptakan bentuk.
Bidang
            Bidang (seni rupa/umum) adalah area permukaan datar/2 dimensi atau keluasan yang memiliki panjang dan lebar (geometris dan organis). Bidang: garis-garis dan sisi yang terhubung dengan satu atau lebih titik hilang. Bidang (arsitektur dan desain): bidang-bidang yang digunakan untuk membentuk komposisi 2D dan 3D dan area permukaan untuk membuat bentuk volumetrik.
Bentuk
            Unsur bentuk ada dua macam yaitu bentuk dua dimensi dan bentuk tiga dimensi. Bentuk dua dimensi (shape) adalah bidang datar yang dibatasi oleh garis. Sementara bentuk tiga dimensi (form) adalah ruang yang bervolume dibatasi oleh permukaan.
            Bentuk memiliki dua macam sifat, yaitu bentuk yang bersifat geometris dan organis. Bentuk geometris: bentuk yang memiliki susunan struktur teratur (permukaan/bidang mudah diukur panjang dan lebarnya, isi atau volumenya). Bentuk organis: bentuk yang memiliki susunan struktur tidak teratur (permukaan/bidang atau lengkungan yang tidak teratur sehingga lebih sulit atau bahkan tidak bisa untuk mengukurnya).
Ruang
            Ruang adalah bidang atau keluasan. Ruang mungkin 2D atau 3D. Ruang merupakan unsur dasar seni rupa, sebenarnya seni rupa didefinisikan sebagai organisasi ruang. Di dalam suatu susunan ada ruang positif yaitu ruang dibatasi oleh suatu batas tepi berupa garis, sedang ruang negatif adalah ruang yang berada di antara ruang-ruang positif.
Warna
            Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya. Sistem yang paling sederhana untuk mengetahui hubungan warna-warna adalah susunan warna dalam bentuk lingkaran warna. Tekstur Menduduki tempat yang khusus dalam seni rupa karena tekstur merupakan bahan dasar dari mana sebuah karya seni rupa dibuat. Tekstur yakni nilai raba dari suatu permukaan. Dapat dianalisa dalam tiga aspek: (a) kualitas raba dari permukaan; (b) kualitas raba dari manipulasi benda tiga dimensi; dan (d) kualitas visual dari permukaan benda.
Gelap - Terang (Tone)
Gelap terang adalah perbedaan warna hitam dan putih, serta kisaran warna abu-abu di antaranya. Gelap terang digunakan untuk memberikan ilusi kenyataan tiga dimensi,serta menggunakan prinsip rupa berupa :
·         Gradasi
            Prinsip rangkaian dari unit yang berdekatan sama dalam segala hal kecuali perbedaan perubahan tingkatan dari satu unit ke unit selanjutnya.

·         Irama
            Irama adalah kesinambungan atau alur yang dicapai dengan repitisi (pengulangan) dan pengukuran bagian-bagian yang sama atau mirip. Irama dapat bersifat sederhana, menggunakan satu jenis ukuran, atau gabungan beberapa jenis ukuran yang hadir secara simultan, atau merupakan variasi kompleks dengan menggunakan aksen-aksen tertentu.
Perasaan gerakan dari organisasi unsur-unsur seni rupa, gerakannya bisa mengalir, terpotong, lembut, berulang, dan beruntun.
·         Kontras
            Pertentangan yang kelihatan justru bertujuan memperlihatkan ketidaksamaannya.
·         Penekanan dan repetisi
            Repitisi adalah cara penekanan ulang satuan-satuan visual dalam suatu pola. Repitisi tidak selalu merupakan duplikasi secara persis, tetapi juga kemiripan. Variasi repitisi dapat memperkuat daya tarik suatu pola atau agar pola tersebut tidak membosankan. Berikut kreasi suatu titik pusat atau pusat perhatian.
·         Pusat perhatian
            Mengkonsentrasikan pusat pikiran menuju pada satu titik secara bertahap
·         Proporsi
            Hasil hubungan perbandingan jarak, ukuran, jumlah, tingkatan, dan bagian. Perbandingan hubungan: (a) di dalam satu bagian; (b) di antara bagian-bagian; (c) bagian dengan keseluruhan; dan (d) keseluruhan dengan sekitarnya
·         Keseimbangan
            Keseimbangan mengesankan keseimbangan gaya berat seperti pada timbangan. Keseimbangan merupakan keseimbangan optis yang dapat dirasakan di antara bagian-bagian dalam karya seni rupa. Keseimbangan merupakan suatu perasaan akan adanya kesejajaran, kestabilan, ketenangan dari berat, ukuran, dan kepadatan dari suatu susunan.
·         Harmoni
            Harmoni digunakan mengikat bagian-bagian berbeda dan berlawanan. Harmoni dicapai melalui repitisi dan irama. Variasi melalui perbedaan dan perubahan. Harmoni mengikat bagian-bagian dalam kesatuan. Sedangkan variasi menambah daya tarik pada keseluruhan bentuk atau komposisi. Tanpa variasi, komposisi menjadi statis atau tidak memiliki vitalitas. Jadi harmoni adalah suatu kepekaan dalam perasaan, kombinasi yang menyenangkan dari susunan yang berbeda.
·         Kesatuan
            Penyusunan dalam seni rupa yaitu pengembangan keseluruhan secara menyatu berdasarkan bagian-bagian yang berbeda-beda. Perasaan yang lengkap secara keseluruhan, penyatuan yang total, kualitas hubungan yang logis, dan selesai. Merupakan akhir dari seluruh prinsip penyusunan unsur seni rupa.
            Dari data visual diatas dapat di gunakan sebagai bahan dari metode kritik seni, diantaranya langkah  metode kritik seni visual adalah dengan menggunakan pendekatan :
Ø  Deskripsi
            Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, seorang pekritik harus mengetahui istilah-istilah tehnis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka pekritik akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.
Ø  Analisis formal
            Dalam analisis formal diupayakan bagaimana menjelaskan objek kritik dengan sekian data. Proses ini lanjutan dari yang pertama, mulai menjelaskan bagaimana objek itu diatur menurut kepentingannya, seperti: bentuk, luas warna, garis luar secara khusus, barik, dan komposisi. Analisis formal juga termasuk jenis deskripsi, akan tetapi ia tidak hanya bicara soal penjelasan objek, melainkan juga mengikutsertakan kualitas unsur visual.
            Paparan ini menuju ke arah bagaimana proses distorsi mulai dilakukan. Bermula dari penjelasan ihwal gagasan hingga kepada bagaimana ketika bentuk diungkapkan mengalami urutan perubahan-perbahan. Analisis formal berangkat dari wujud nyata dalam karya, akan tetapi terdapat langkah kajian yang lebih bersifat sebab-akibat. Analisis formal memperlihatkan usaha untuk menjelaskan karya secara objektif dan hubungannya dengan tafsiran dalam penelaan.
            Analisis formal mulai bergeser dari sekadar paparan deskriptif objek ke arah pernyataan tentang bagaimana menafsirkan bentuk. Gagasan yang menerangkan proses kekaryaan disusun sebagai data penyelidikan tambahan yang berpengaruh dalam kerangka untuk menarik tafsiran-tafsiran.

Ø  Interpretasi
            Interpretasi yaitu tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan pekritiknya. Semakin luas wawasan seorang pekritik biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya.
Ø  Evaluasi atau penilaian
            Apabila tahap 1 sampai 3 ini merupakan tahapan yang juga umum digunakan dalam apresiasi karya seni, maka tahap ke 4 atau tahap evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks. Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
·         Mengkaitkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis
·         Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah
·         Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “menyimpang” dari yang telah ada sebelumnya.
·         Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya.
            Pada dasarnya kritik sudah sejak lama dilakukan oleh kita sebagai manusia. Dalam keseharian, kita secara sengaja atau tidak sengaja sering melontarkan kata, kalimat atau bahasa yang bersifat memberikan tanggapan, komentar, penilaian terhadap suatu karya apapun.
2.3 Media penyampaian kritik karya seni
1)      Media massa
            media massa sangat efektif digunakan sebagai media untuk menyampaikan dan mengulas tentang kritik karya seni,karena pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan terjadi perubahan secara cepat dimana-mana. Media massa sedikit demi sedikit membawa masuk masyarakat ke suatu pola budaya yang baru dan mulai menentukan pola pikir serta budaya perilaku masyarakat. Tanpa disadari media massa telah ikut mengatur jadwal hidup kita serta menciptakan sejumlah kebutuhan.
            Keberadaaan media massa dalam menyajikan informasi cenderung memicu perubahan serta banyak membawa pengaruh pada penetapan pola pikir masyarakat sehingga media massa sangat baik digunakan sebagai media untuk menyampaikan kritik karya seni dalam masyarakat sehingga juga dapat menarik animo masyarakat terhadap kesenian dan kritik seni pada khususnya.
2)      Forum
            Salah satu media untuk menyampaikan atau membahas kritik karya seni adalah melalui forum. Sekarang sudah banyak forum-forum yang khusus membahas tentang kesenian,termasuk juga dalam membahas kritik karya seni. Forum dinilai dapat menjadi media yang tepat untuk menyampaikan dan membahas kritik karya seni karena dilihat dari manfaat adanya forum yang beberapa diantaranya yakni :
·         Kita dapat lebih mudah menemukan orang-orang yang tertarik pada bidang sejenis yang kita suka, sehingga bahasan yang di angkat dapat lebih kita nikmati dan lebih fokus dalam mengembangkan wawasan kita. Karena biasanya membicarakan hal-hal yang kita sukai akan lebih menyenangkan dan lebih kita nikmati.
·         Dengan adanya forum, ketika kita kebingungan mencari penjelasan atas sesuatu yang belum begitu jelas, kita dapat mengposting sebuah thread tentang masalah kita tersebut, yang tentunya dengan harapan ada member forum yang dapat memberi solusi atas pertanyaan kita.
·         Dapat memperoleh relasi dan teman yang lebih banyak melalui forum. Dengan demikian kita dapat memperluas sistem pergaulan dan menambah lebih banyak kenalan via forum.
·         Keuntungan lain dari ikut bergabung sebagai anggota forum, adalah menemukan orang-orang hebat yang tidak pelit ilmu. Karena biasanya di dalam sebuah forum tersebut beredar istilah “just for share not for sale”. Jadi bisa dipastikan kita akan mendapat kesempatan untuk belajar dari para master di bidangnya masing-masing.
·         Kita bisa saling bertukar informasi.
3)      Karya tulis ilmiah
            penyampian kritik karya seni melalui karya tulis kebanyakan dilakukan oleh kritikus yang memiliki intleksitas yang tinggi terhadap dunia kesenian. Dalam karya tulis ini,penulis membahas dan mengulas kritik tehadap karya seni tertentu dalam suatu pergelaran seni. pengkritikan melalui media ini seringkali dijadikan refrensi bagi para kolektor karena dalam penyusunannya harus mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis.

BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
            Sadar atau tidak kritik karya seni mempunyai andil besar dalam kemajuan kesenian di Indonesia. Perlu rasanya kritik seni lebih dimasyarakatkan, agar seniman dan masyarakat pendukungnya dapat lebih mengetahui segala perkembangan, perubahan dan permasalahan seni dan senimannya. Untuk itu perlu berbagai pandangan terhadap kritik seni.
            Kritik bukan saja sebagai penilaian apakah bagus dan tidak bagus. Kritik dapat dikategorikan ke dalam berbagai fungsi. Sebagaimana pertama sudah diketahui bahwa fungsinya adalah sebagai penilaian atas nilai seni, kedua sebagai informasi, karena hasil kritikan perlu diinformasikan ke segala lapisan. Selanjutnya sebagai motivasi. Objek kritikan perlu dimotivasi agar jangan tunas-tunas muda sebagai aset kesenian mati begitu saja.
            Karena sudah sama-sama diketahui tidak seluruh dari objek tersebut mempunyai kelemahan. Terakhir hendaklah hasil evaluasi tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk kontrol kreativitas yang sangat objektif bukan hal yang rekayasa.
3.2 Saran
            Ketika hendak mengkritik,sebaiknya kritikus  lebih objektif dalam melakukan pengkritikan seni dan tidak  mengabaikan nilai etika dan psikologis. Selain itu kritikus juga seharusnya memberikan kritikan yang sifatnya membangun,hal ini perlu diperhatikan dalam rangka partisipasi untuk mewujudkan kemajuan kesenian di Indonesia .



Daftar Pustaka

http://indrayuda.blogspot.com/2007/08/peranan-kritik-seni-terhadap.html
https://okhepujipratiwi.wordpress.com/2010/11/10/kritik-seni/
https://okhepujipratiwi.wordpress.com/2010/11/10/kritik-seni/
http://pengaruhmediamassa.blogspot.com/
            http://wisnunatural.blogspot.com/2012/04/kritik-seni.html
http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-kehidupan-menurut-beberapa.html
http://2010095-if-unsika.blogspot.com/2012/11/manfaat-bergabung-forum.html
sma-senibudaya.blogspot.com/.../pengertian-kritik-karya-seni-rupa.html
sangchakti.blogspot.com/2013/01/pengantar-kritik-seni-rupa.html

Comments

Popular posts from this blog

Unsur Intrinsik Cerpen Dokter

Distribusi Ukuran dan SIfat Alir Partikel